Tuesday, January 14, 2014

HOW WILL IT STAND UP?

Structural Expression

gambar 4.12 a

Ekspresi struktural memiliki hubungan yang dekat antara struktur, bentuk dan ruang.

Struktur yang diggunakan pada suatu bangunan dapat mempengaruhi bentuk bangunan, struktur juga dapat menciptakan ruang pada bangunan. dalam hal ini, struktur juga dapat dipertontonkan sebagai estetika bangunan. 
gambar4.12 b

Gambar diatas adalah Dulles Airport yang terletak di Chantilly Virginia. Arsiteknya Eero Saarinen. Ruang dalam bangunan ini terbentuk dari sistem struktur yang digunakan. Menjadikan struktur sebagai elemen estetika yang utama.

 Ekspresi struktural adalah keterkaitan antara struktur, bentuk dan ruang yang tertutup. Dimana keterkaitan tersebut tersebut bisa memunculkan  sebuah ‘icon’ pada bangunan tersebut.
Bangunan-bangunan yang di jadikan sebagai icon suatu negara merupakan sebuah ekspresi suatu bangunan juga.

Gambar 4.13a
One liner’ merupakan solusi dari adanya ketertidakpisahan bentuk, ruang dan struktur. Yang disebut ‘one liner’ ini Seperti pada contoh gambar Stadium olahraga Frei otto mengenai  tidak adanya pemisah ruang satu sama lain. Organisasi tanpa adanya kolom-kolom ataupun dinding yang dijadikan sebagai pemisah suatu ruang.  ‘one liner’ ini biasanya menggunakan struktur seperti tenda.
-          Pemisah ruang biasanya menggunakan pengorganisasian sebuah furniture. Seperti kursi yang diatur. Pengoranisasian furniture ini juga bagian dari ekspresi suatu bangunan.
Gambar 4.14a



Gambar 4.15a

Bangunan Fuller di mana keputusan tentang struktur menentukan sifat eksternal bentuk tetapi juga sebagai hasil langsung jenis ruang tertutup.  Selain itu, bangunan tersebut juga memungkinkan keterkaitan yang erat dengan struktur sementara. pada saat yang sama memberikan transparansi atau tembus untuk tujuan pencahayaan.


Yang dimaksudkan disini adalah bentuk eksternal yang dapat diolah dengan material-material yang membentuk biasan sebagai bentuk ekspresi suatu bangunan.


Plan and Structure

Untuk bangunan yang membutuhkan ruangan yang kompleks harus kembali membuat ‘Bingkai’ agar bisa mementuk tingkatan-tingkatan. Le Corbusier ‘Five Points of the New Architecture’  rencana 'terbuka' tergantung pada pencampuran/penggunaan ‘Bingkai’ pada struktur.
Untuk membuat sebuah bangunan diperlukan sebuah bingkai agar bisa terbentuk ruang-ruang yang baru.

Analysing Architecture


Structural Expression
  • ·         Ekspresi struktural dapat muncul dari penggunaan material pada strukturnya.
  • ·         Bentuk sebuah struktur dapat memberikan kesan pada sebuah bangunan.
  • ·         Pencahayaan: 



  • Menciptakan ruang yang tidak terpaku pada bentuk struktur

Prinsip Le Corbusier yang bernama ‘Dom-Ino’ yang mengatakan
the planning of buildings could be freed of the restrictions of structural geometry by the use of columns supporting horizontal platforms.
Yang artinya, perencanaan bangunan dapat dibebaskan dari batasan-batasan struktur geometri dengan penggunakan kolom sebagai penopang bidang horisontal.

Plan and Structure
Batang-batang  struktur membentuk batasan ruang imajiner 

Ideas That Shaped Building

1.     1. Struktur menentukan sifat eksternal bentuk tetapi juga sebagai  hasil langsung jenis  ruang tertutup.  Selain itu, bangunan tersebut juga memungkinkan keterkaitan yang  erat dengan struktur sementara.

2.      2. Eksterior mencerminkan interior.

Contoh-Contoh Bangunan yang sesuai dengan pasal  Architecture Design Notebook:

1.     1.  Bangunan yang dijadikan Icon
Gambar 4.13b

Gambar 4.13c

1.      2. Bangunan yang tidak memiliki sistem’one liner’
Gambar 4.14b
 3.Bangunan yang mendapatkan biasan/pencahayaan
Gambar 4.15b

Gambar 4.15c
Contoh-Contoh Bangunan yang sesuai dengan pasal  Analysing Architecture:

Pencahayaan:
Gambar 4.15d

Gambar 4.15e

Gambar 4.15f

Grid


DESIGN NOTEBOOK

Modifikasi grid membuatdesainer bisa menghsilkan desain yang memiliki fleksibilitas, dengan cara menambahi (aditif) dan mengurangi (substraksi) dari grid utama.
Di mana space aditif dan subtraktif (yang berbentuk tanjung dan teluk)  bisa digunakan untuk menandai pintu masuk, untuk menyediakan teras terbuka atau memproyeksikan balkon, atau digunakan hanya untuk mengisi ruang kiri-atas dalam situs yang tidak teratur antara batas dan ortogonal utama jaringan struktural.
Contoh (figure 4.21b) : Dalam rumah tradisional melayu ini,  ruang didefinisikan oleh grid persegi panjang dari Struktur frame kayu.

Contoh(4.22b) :  Harding and tecton, dimana grid dari denahnya tidak teratur, ada space aditif yang ditambah yakni di bagian kiri atas dan ada bagian-bagian yang disubstraksi (dikurangi). Bagian yang menjorok maupun yang dikurangi tersebut bidang menjadi aksentuasi dan space yang fungsional, di bangunan ini bagian yang menjorok difungsikan sebagai kamar pembantu dan garasi, sedangkan yang dikurangi menjadi pintu masuk.

ANALYSING ARCHITECTURE

Pola Grid sekaligus sebagai perancangan perletakan pencahayaan, ventilasi dan bukaan, serta hubungan dengan lingkungan luarnya, yaitu ada selective mode (memperhatikan lingkungan luar) dan exclusive mode (hanya memperhatikan dalam), sehingga pola grid bisa menjadi karakter dan ciri khas dari bangunan itu sendiri.
Selective Mode adalah yang memperhatikan lingkungan luar sehingga dapat dinikmati penghuni yang berada di dalam ruangan. Sedangkan exclusive mode adalah pola desain yang hanya memperhatikan sisi dalam sama sekali terpisah dengan keadaan di luar.

HOW BUILDING WORKS

                Pada penjelasan Grid lebih ke arah strukturnya. Dimana pada bangunan dengan pola grid sederhana, maka penyusunan strukturnya juga akan menjadi lebih sederhana. Penekanannya tentang bagaimana struktur itu bekerja pada sebuah bangunan, namun tidak dijelaskan mengenai apa pengaruh struktur tehadap bentuk dari bangunan setelah jadi.
 Dimana pada bangunan dengan pola grid sederhana, maka penyusunan strukturnya juga akan menjadi lebih sederhana. Seperti gambar di atas yaitu bangunan yang memiliki pola grid sederhana. Grid tersebut akan sesuai dengan sistem struktur yang digunakan, dimana berdampak pada kolom dan dinding. Pada gambar di atas, dijelaskan bahwa kolom dan balok dibuat kokoh dengan membuat sambungan yang kokoh, struktur penjepit diagonal , atau dinding pemikul.

Plane

Sebuah arsitektur dalam konteks ‘terbangun’ memiliki struktur yang berinteraksi dengan rancangan/program. Struktur dapat mempengaruhi bentukan massa, kemudian menjadi arahan dalam membuat organisasi ruang.
Selain pola grid berupa pengulangan unit-unit moduler,  yang merupakan hasil dari struktur rangka kolom dan balok (F.D.K. Ching, 2007),  struktur dinding pemikul atau bearing wall menghasilkan pola ruang yang lebih fleksibel. Karena pada struktur dinding pemikul, beban ditahan oleh seluruh dinding yang merupakan elemen bidang. Gubahan massa dihasilkan dari susunan-susunan lempeng/bidang datar. Bentukan tersebut menghasilkan definisi ruang yang berbeda dengan grid, ruang bersifat lebih bebas, tidak kaku, terbuka, dan fleksibel. Sedangkan batas ruang dalam pola grid menghasilkan hubungan ruang yang sama walaupun dimensinya berbeda, atau bersifat cellular. Peter Fawcett menyiratkan bahwa pola grid atau denah dengan ruang-ruang selular, bersifat tradisional dan monoton.
“...exploring the potential of masonry walls as planes which loosely defined spaces rather than enclosing them as in a traditional cellular plan---Architecture Design Notebook, hal. 47, P. Fawcett, 1998.











Dinding pemikul batu bata dapat membentuk ruang yang lebih fleksibel, tanpa pola yang bersifat selular. Dinding pemikul termasuk dalam teknologi konstruksi kuno/tradisional, tetapi para arsitek modern menggunakan kembali sistem konstruksi ini, menggunakan material tradisional seperti batu bata dan kayu, dengan mengeksplorasi bentuk-bentuk baru.
Mies Van der Rohe melakukan eksplorasi tersebut, kemudian ia menerapkannya dalam rancangan Brick Country House tahun 1923.

Seluruh dinding terbuat dari batu bata dan bukaan dari kaca. Atapnya juga berupa bidang datar yang menjorok. Denahnya terlihat abstrak, walaupun organisasinya berbentuk radial, tetapi tidak terpusat. Ruang-ruangnya tidak didefinisikan sebagai kotak-kotak kecil, tetapi merupakan lanjutan dari landscape. Sehingga ruang-ruang terasa bebas, kurang tertata, dan semaunya.
Hasilnya adalah bentukan sederhana dari bidang-bidang datar memanjang. Tidak ada elemen lainnya. Bentukan-bentukan dan ornamentasi yang ‘kurang’ perlu dihilangkan. Sesuai dengan prinsip Mies van der Rohe yaitu ‘less is more’.

Pendekatan ruang yang sama juga terdapat pada arsitektur De Stijl, yaitu Schroder House karya Gerrit Rietvield tahun 1924, yang merupakan hasil dari gubahan elemen bidang. Arsitektur De Stijl merupakan bagian dari langgam seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1930. Konsep dan ciri khas De Stijl adalah sebuah bentuk sederhana dan abstrak (asimetri), dipengaruhi asas fungsionalisme dan materialisme pada saat itu.
Karakter dan prinsipnya diciptakan oleh batasan-batasan desainnya, karya seni yang termasuk ke dalam De Stijl hanya terdiri dari garis-garis lurus vertikal dan horizontal, dan menggunakan tiga warna utama (merah, kuning, biru) dan non-colors (hitam, putih, abu-abu).

Bentukan yang dihasilkan (lukisan dan arsitektur) didominasi oleh bidang datar yang dibentuk oleh garis lurus vertikal dan horizontal. Pada arsitektur, bentukan tersebut menciptakan pendekatan ruang yang lebih bebas, dan fleksibel. Hal ini bisa dilihat dari denah lt.2 Schroder House yang menerapkan open plan, dimana batas antar ruang bukan berupa dinding kaku, tapi diganti dengan partisi yang fleksibel (lihat Fig. 4.24b). Berbeda dengan lantai dasarnya yang memakai fixed walls karena alasan regulasi dan aturan yang berlaku.

“..our  times have their own form, I mean, manifestation. It was extremely difficult to achieve all this in spite of the building regulations and that's why the interior of the downstairs part of the house is traditional, I mean with fixed walls. But upstairs we simply called it and 'attic' and that's where we actually made the house we wanted.”---Gerrit Rietvelds, 1924



Perlakuan terhadap elemen bidang juga diterapkan pada eksterior. Bentuk balkon dan kantilever yang memanjang. Strukturnya berupa dinding pemikul dengan material batu bata, plasteran, dan kayu serta beton untuk pondasi.


Perlakuan bidang dan ruang pada Schroder House karya Gerrit Rietvield (1924) dan Brick Country House karya Mies van der Rohe (1923), sebenarnya sudah dilakukan oleh Frank Lloyd Wright di tahun 1901, dengan  karya-karya yang dikenal dengan ‘prairie house’. Gaya ‘prairie house’ yang mewah ini sangat populer di Amerika Serikat, maupun Eropa pada waktu Perang Dunia I. Sehingga gaya ini cukup banyak ditiru/diikuti. Prairie House yang terkenal adalah Robbie House dan Willits Residence.

Prairie house merupakan sebuah gaya arsitektur  di Amerika Serikat, yang memperkenalkan  konsep organisasi ruang yang terbuka/terhubung atau open plan. Gubahan bentuknya dihasilkan oleh elemen-elemen bidang yang mendominasi.
Dinding dan atap didefinisikan sebagai elemen bidang yang disusun tegak lurus vertikal-horizontal. Ruang-ruangnya fleksibel, dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan fungsi, dimensi, maupun tingkat privasinya. Strukturnya menggunakan dinding pemikul, dengan material tradisional, seperti batu bata dan kayu. Kantilevernya dibuat menjorok keluar.
Karakter prairie house adalah :
  •  material batu-bata-kayu,
  •  atap datar yang menjorok, rendah,
  •  dinding kaca pemisah ruang , 
  • cerobong asap di tengah ruangan


Setelah gaya ‘prairie houses’,  Frank L. Wright mengembangkan rancangan dengan struktur dan pendekatan ruang serupa, tetapi dengan material berbeda, yang dinamakan gaya Usonian House (1937). Gubahan elemen bidang dihasilkan oleh dinding kayu dan batu bata yang dimodifikasi. Atap dan kantilevernya terbuat dari kayu, dengan bentuk yang datar dan rendah. Walaupun terbuat dari kayu, strukturnya tetap menggunakan dinding pemikul, agar tatanan ruangnya tetap pada pendekatan open plan. Kayu dmodifikasi menggunakan teknologi tertentu (Fig. 4.25b), agar tetap kokoh.

Rancangan ini berhasil menjalankan hubungan antara bentuk , pendekatan ruang (plan), dan juga tektonika (bagaimana bangunan bisa berdiri/stuktur) dengan baik.
Pendekatan ruang dan tektonika yang sama juga ditunjukkan oleh karya James Stirling. Elemen berupa bidang (dinding, atap, lantai) disusun secara sederhana, dapat menciptakan organisasi ruang yang baik & menjadi penentu bentukan arsitektur.
Batasan desain-nya adalah berupa  3 buah dinding datar yang disusun paralel, dan bidang miring dengan sudut konstan 30o. Batasan tersebut dapat menghasilkan tatanan ruang-ruang yang fleksibel, dapat digunakan sesuai kebutuhan dimensional, maupun fungsional (fig 4.27b).

Dinding sebagai elemen bidang yang menentukan bentukan, serta alat organisasi ruang pada sebuah arsitektur. Agar dapat menahan beban maka strukturnya menggunakan dinding pemikul (bearing wall).
Karya Edward Cullinan ini berdasar pada tektonika yang sama, dimana aturan dan perkembangan teknologi struktur  bisa memberikan arahan dalam merancang organisasi ruang. Rumah ini dibangun pada dinding masif yang sudah ada lebih dahulu, kemudian dinding tersebut digunakan sebagai struktur utama. Dengan penambahan dinding disisi lainya (lihat Fig. 4.28b) , terbentuk susunan ruang fleksibel.

 Peter Aldington juga berakar pada tradisi tektonik dimana kedisiplinan dalam teknik bangunan ini memberikan petunjuk utama untuk ‘diagram’ dan rencana fungsional.
Sikap untuk menggunakan teknik bangunan ini telah menghasilkan sebuah batu loncatan untuk proses desain yang dapat menghidupkan kembali tradisi pragmatis yang kuat dalam lingkup pluralis arsitektur Inggris.

Gambar 4.30
Pada arsitektur modern, banyak yang tetap mempertahankan struktur tradisional untuk bentukan gubahan, mengeksplor potensi dari dinding bata sehingga dapat mendefinisikan sebuah ruang.

Tetapi para arsitek juga menimbulkan pertanyaan dari hirarki structural, dimana salah satu bentuuk struktur itu tetap dominan dengan bentukan struktur tradisional atau malah menghasilkan bentukan yang baru.



Gambar 4.29
Jenis Material Dinding Pemikul

Beban yang terdapat pada bangunan terdiri dari beban vertikal dan horizontal, maka diperlukan penyalur beban secara vertikal dan horizontal. Hal ini dibahas pada sub-bab Vertical Support dan Horizontal Spanning: Tension Devices pada buku How Building Works.
Vertical support adalah penyalur beban dari bangunan ke dalam tanah, dan juga menahan gaya gravitasi. Dalam sistem struktur, penyalur beban vertikal adalah kolom, berupa elemen batang. Jika kolom di ekspansi secara horizontal terbentuk dinding pemikul (elemen bidang) yang juga dapat menyangga beban secara vertikal.
Pengertian dinding pemikul :
“Bearing wall: A vertical, planar building element that supportssuperimposed gravity loads.”---How Building Works, glossary, p.280
Material yang dapat digunakan sebagai dinding pemikul antara lain: cut stone, rubble stone, batu bata, beton dan kayu. Penggunaan material dapat disesuaikan dengan kekuatan bahan dan banyaknya beban yang ada, material tersebut sebaiknya mampu menopang beban tanpa mengalami tenggangan (streching) dan penyusutan (compression) agar bangunan tidak roboh.
Dinding dan Pengaruhnya terhadap Sifat Ruang

Struktur dan ruang adalah media bagi arsitektur. Struktur berperan dalam mengorganisir ruang, tetapi hubungan struktur dengan ruang tidak selalu simpel dan mudah. Ada tiga kategori tentang hubungan struktur dan ruang : struktur dominan, ruang dominan, struktur dan ruang seimbang. Dalam kenyataannya kategori ketiga adalah yang paling banyak terjadi. Ada juga protagonis yang menyebutkan kategori keempat yaitu ruang terpisah dari struktur.
Sebuah aspek penting dari arsitektur adalah memilih strategi struktural yang akan digunakan sesuai dengan organisasi ruang yang diinginkan. Sebuah organisasi ruang tidak harus dimulai dari membuat denah atau permukaan lantai yang ditinggikan, tetapi bisa juga dimulai dari elemen vertikal seperti kolom dan dinding. Walaupun nanti hasil akhrnya bisa sama.
Menurut Le Corbusier, rancangan seharusnya tidak dibatasi oleh kaidah dan logika struktur, sistem struktur akan menjadi bagian dari rancangan. Le Corbusier dan Mies van der Rohe menjadikan kaidah-kaidah struktur dalam proses identifikasi.

Pada Vila Savoye, struktur kolom digunakan dalam proses indentifikasi rancangan, menentukan strategi desain dan jugga bagaimana bangunan bisa berdiri. Titik-titik kolom digunakan untuk mendefinisikan ruang ramp, letak tangga, dan juga pintu masuk.




Mies van der Rohe juga mengeksplorasi pendekatan ruang yang dimulai pada struktur. Sama seperti Le Corbusier, ia juga menggunakan tatanan struktur sebagai alat identifikasi ‘ruang’. Contohnya dapat ditemukan dalam Tughendat House, Brno (1931)

An extra complication is that once a structural strategy is established it can influence (not merely respond to) spatial organisation. ”---Analysing Architecture, Simon Unwin, hal.130)

Expression


Gambar 4.31 Cladding ‘oversailing’ structure.

Gambar 4.32 Cladding ‘flush’ with structure.

Gambar 4.33 Cladding recessed behind structure
Setelah tiba di struktur yang tepat, atau set sistem struktur, baik itu struktur rangka, dinding pemikul atau plastik, desainer dihadapkan dengan seluruh pertanyaan tentang ekspresi struktural dan bagaimana berinteraksi dengan bagian luar bangunan (kulit bangunan/dinding
Atau haruskah rangka bangunan di perlihatkan sebagai elemen bebas berdiri di bagian luar yang seakan menyelimuti bangunan. (menjadi kulit bangunan)
Selain itu, jika mengadopsi struktur batu beban, Bangunan harus dapat mengekspresikan/menunjukkan bagian luar bangunan dengan perbedaan yang jelas antara apa yang beban dan apa yang sekadar pengisi non-beban.



Oleh karena itu dalam proses desain yang kompleks, sikap terhadap pilihan struktur dan ekspresinya didirikan pada tahap awal, dan pasti memiliki efek mendalam pada hasil formal.

Setelah mendapatkan struktur yang tepat, interaksi antara struktur dan kulit bangunan dapat beragam, salah satunya yaitu ‘kulit’ sebagai pengisi.



No comments:

Post a Comment