Tuesday, January 14, 2014

WILL IT BE COMFORTABLE?



ARCHITECTURE DESIGN NOTEBOOK
Selama abad pertengahan kedua puluh, arsitek tidak lagi dibatasi oleh rencana tipologi dan bebas untuk menggali potensi rencana lebih mendalam. Oleh karena itu sistem ini dikembangkan di tingkat yang lebih canggih, sehingga peran tradisional bangunan itu sendiri sebagai 'filter lingkungan' mengungsi. Selama abad kesembilan belas dimodifikasi korespondensi tradisional antara rencana dan struktur, begitu pula perkembangan servis mekanik dalam bangunan selama abad kedua puluh menggantikan kemampuan lingkungan yang melekat pada bentuk-bentuk bangunan tradisional.
Arsitek dipertimbangkan kembali dan menafsirkan kembali metode pasif tradisional pengendalian lingkungan yang tidak bergantung pada tingkat boros konsumsi energi dan perubahan mendasar dalam sikap ini diaplikasikan pada berbagai jenis bangunan untuk menghasilkan ortodoksi baru untuk bagian akhir dari abad kedua puluh. Perubahan sikap seperti itu amat mempengaruhi hasil formal jenis bangunan didirikan, pengembalian untuk 'sempit' rencana.


Perkembangan bentuk 'atrium' tertutup dan perangkat seperti 'cerobong termal '(Gambar 4.52) yang dikembangkan sebagai bagian dari kebangkitan pasif ini, dan arsitek yang cepat untuk mengenali potensi mereka untuk bentuk keputusan.



Gambar 4.a1

Gambar 4.a2
Emsley Morgan 1961, Pecahayaan tidak selalu hanya menggunakan lampu atau penerangan melalui electrical lainnya melainkan bisa beralih menggunakan pencahayaan yang lebih ramah lingkungan yaitu menggunakan solar wall atau dinding solar.


Gambar 4.a3
HOW BUILDINGS WORK

Atau bisa juga menggunakan alternatif pencahayaan lain yaitu mengandalkan perbanyakan pada bukaan sehingga dapat menyerap cahaya secara maksimal.
Gambar 4.b1

Gambar 4.b2

Efek pencahayaan pada suatu ruang dapat terjadi menjadi bermacam – macam efek, itu semua tergantung pada jumlah intensitas cahaya yang masuk ke dalam ruangan itu.
Gambara 4.b3

Gambar 4.b4

Pada kenyataanya jumlah intensitas cahaya yang berlebihan yang masuk ke dalam ruangan juga dapat menimbulkan efek tidak baik dan kurang nyaman dalam ruangan tersebut.
Gambar 4.b5
Pengaturan intensitas cahaya yang masuk juga dapat diatur sedemikian rupa dengan penataan elemen perabot dan perletakan fungsi bukaan dalam suatu ruangan.


ANALYSING ARCHITECTURE

Arsitektur juga memiliki fungsi untuk mengenali keadaan suatu bangunan, tak terkecuali dengan keadaan pencahayaan.  Karena dalam pencahayaan bisa terbagi menjadi tempat dengan cahaya yang terang, tempat dengan cahaya yang gelap, tempat dengan pencahayaan yang lembut dan tempat dengan pencahayaan yang kuat, serta bisa dikategorikan juga pada tempat yang mendapatkan cahaya dari matahari dan menghasilkan sebuah bayangan.
Gambar 4.c1

Gambar 4.c2

Pencahayaan dalam ruang pun juga harus memiliki sebuah aturan yaitu dimana peletakan, arah pencahayaan, dan kekuatan pencahayaan harus disesuaikan dengan ruang yang bersangkutan dan kegiatan – kegiatan yang berlangsung di dalam ruang.


Gambar 4.c3
Pencahayaan dari langit pun memiliki efek yang berbeda – beda , dan itu semua dapat dipengaruhi dengan cuaca dan iklim pada tempat yang bersangkutan. Karena cuaca dan iklim adalah salah satu hal yang dapat menjadi pembeda antara wilayah satu dengan wilayah yang lainnya.

HOW IS IT MADE?

TECTONIC DISPLAY

Dalam proses merancang perlu mengekspresikan setiap elemen dalam bangunan dan menatanya. Namun tidak hanya sebatas  hanya pada elemen non struktural saja, struktur utama juga dapat diolah untuk mendapatkan fasad yang lebih menarik. Setiap elemen yang dirakit harus berkontribusi terhadap bagaiman bangunan tersebut dilihat.Sebagai contoh, Britannia Bridge karya Robert Stephenson (gambar 4.34a) dan La Sagrada Familia, Barcelona (gambar 4.34b).
Pada jembatan Britania, struktur utama  yang berupa pilar-pilar yang besar difinishing dengan menggunakan batu alam, jadi tidak hany atampil sebagai struktur tetapi juga berperan dalam menambah estetika
Gambar 4.34a
 Pada La Sagrada Familia, kolom-kolom yang berfungsi sebagai struktur utama bukan hanya sijadikan elemen estetik dengan dipoles ataupun diberi ornament saja, melainkan secara bentuknya juga diolah. Kolom pada La Sagrada Familia ini berbentuk seperti dahan pohon. Dari bawah satu kemudian di atas bercabang untuk menopang beban di atasnya.
Gambar 4.34b
 Untuk eksterior, struktur bisa menjadi wajah  bangunan memang ingin ditonjolkan. Untuk interior, struktur dapat menentukan ruang. Untuk mewujudkannya, pada bangunan diaplikasikan struktur yang ‘disembunyikan’ pada bidang-bidang pembatas ruang. Metode ini biasanya dimulai dengan mengolah denah dan mempertimbangkan aktifitas di dalamnya. Struktur dapat membentuk ruang Batang-batang  struktur membentuk batasan ruang imajiner. Kedua metode tersebut biasanya dimulai dengan mengolah denah dan mempertimbangkan aktifitas di dalamnya.
Dalam proses modernisme, pelopor modernisme dapat berasal dari perusahaan perakitan, konstruksi, ataupun mekanik. Maka dimungkinkan modernisme juga ditampilkan pada struktur. Sebagai contoh, mobil renault tahun 1903  (gambar 4.35a) dan Valencia Opera House, Valencia, Spain (gambar 4.35b).


 Mobil Renault tahun 1903 ini merupakan salah satu contoh modernism dalam bidang mekanik.
Gambar 4.35a
 Bentuk dari Valencia Opera House ini bisa terwujud karena adanya modernisasi struktur.modernisasi dalam arsitektur tidak hanya berkembang dari ide saja, tetapi juga harus didukung oleh aspek-aspek lain seperti, konstruksi, mekanik, electric. Dengan adanya perpaduan perkembangan teknologi di semua aspek tersebut, oleh karena itu pada masa kini kita banyak melihat alternatif bentuk-bentuk arsitektural.
Gambar 4.35b
 The envelope
Hal yang mendasar dari pembuatan konstruksi fokus kepada bagaimana menghubungkan desain envelope (pembungkus bagian luar) bangunan, dan bagaimana dinding, atap dan pelubangan untuk pencahayaan atau akses menyatu dengan elemen lainnya sebagai pengembangan dari desain.
Pengembangan desain ‘kulit’ luar bangunan tidak hanya dipertimbangkan untuk menyatu dengan elemen lainnya tetapi sebagian besar juga menentukan bagaimana bangunan itu terlihat. Elemen-elemen arsitektur dapat sedemikian rupa dimodifikasi menjadi elemen-elemen yang dapat mendukung keutuhan dari sebuah bangunan. Elemen-elemen yang dapat diolah itu seperti warna, temperatur,ventilasi, suara, bau, tekstur, skala, waktu, dan pencahayaan, dinding dan atap. Identifikasi dari satu bangunan dan bangunan-bangunan lain mengemukakan banyak fakta tentang envelope (kulit luar) dari sebuah bangunan. Bagaimana envelope itu diolah dan dikembangkan untuk mendukung keseluruhan tampak dari bangunan.
Contoh pengolahan envelope seperti :


Dalam hal ini mengambil contoh dari kapal de Flandre yang seluruh permukaannya merupakan tampang dari kapal itu sendiri (gambar 4.36a) dan ruko di Jalan Merr Surabaya (gambar 4.36b)
Gambar 4.36a
 Selubung pada ruko-ruko ini dibuat beragam. Ini ditujukan untuk menyaring cahaya agar tidak silau dan sekaligus diolah menjadi elemen esetika yang mempengaruhi tampang ruko tersebut.
Gambar 4.36a


The Roof


Architecture Design Notebook

Dijelaskan bahwa ada dua tipe atap. Yaitu tipe paying dan tipe envelope. Lalu apa bedanya? Pada tipe paying struktur utama atap bisa dikatakan terpisah dari struktur utama bangunan tersebut. Bisa dilihat pada bangunan Inland Revenue Amenity karya Michael  Hopkins

Gambar 4.37a

Gambar 4.37a

Gambar 4.37a

Bisa dilihat atapnya memiliki struktur seperti paying yang memiliki struktur utama lalu dihibungkan dengan kabel kabel baja yang kuat. Ini berbeda dengan tipe atap envelope. Tipe ini lebih menyatu dengan struktur bangunan atau bahkan menyelubungi bangunan yang ada dibawahnya. Gedung Olahraga karya P.L Newis  ini menerapkan struktur atap yang menyelubungi bangunan. Tentu saja jika atap tersebut menyelubungi bangunan perlu adanya teknologi terkini untuk menahana adanya sesuatu yang datang dari atas. Misalnya : air hujan, salju dsb. Maka dari itu atap tipe envelope ini sebagian besar mengguanakan teknologi waterproof  atau anti air.

Gambar 4.38a

Dengan semakin berkembangnya teknologi. Atap tidak selalu memiliki derajat tertentu, Dalam buku ini dijelaskan bagaimana atap datar bisa memberi kesan yang lebih ringan dibandingkan dengan atap yang memakai genteng tanah liat maupun ganteng aspal.
 Pemanfaatan atap datar bisa dijadikan roof deck ataupun garden deck seperti pada gambar 4.39a
Gambar 4.39a

Gambar 4.39a



Gambar 4.40a

Gambar 4.40a


Bisa kita lihat perbandingan kedua rumah  ini. Rumah diatas memiliki kesan yang lebih ringan dibandingkan dengan rumah yang di bawah

Gambar 4.40a
Gambar 4.40a

Analysing Architecture

Tentu setiap atap memiliki struktur tersendiri, Struktur atap dengan genteng tanah liat tentu saja berbeda dengan penutup atap genteng aspal. Ini dibahas lebih dalam bagaimana struktur yang mendukung atap tersebut. Bisa jadi itu dinding, kolom, maupun struktur tersendiri berupa kabel kabel yang dihubungkan.
Gambar 4.a

Gambar 4.b
Dapat dilihat perbedaan rangka atap yang digunakan. Gambar 4.a menggunakan genteng tanah liat sedangkan gambar 4.b memakai genteng aspal sebagai penutup atapnya

How Buildings Works

Sama seperti buku Analaysing Architecture. Buku ini membahas lebih dalam bagaimana atap teresebut ditopang oleh struktur tertentu. Dan bagaimana atap memiliki fungsi tersendiri. Misal sebagai elemen estetik yang memperindah bangunan atau yang lainnya.
Gambar 4.c
Gambar diatas menunjukkan berbagai bentuk atap Nusantara dan memiliki nilai estetika tersendiri yang dimiliki masing masing atapnya


Seperti yang kita tahu, fungsi utama dari atap adalah melindungi rumah dari hujan, angin dan lainnya, maka dari itu teknologi untuk memanfaatkan air hujan mulai muncul. Sangat penting untuk menyadari bagaimana proposisi tampak yang terlihat biasa dan “dangkal”. Atap sebagai pengumpulan air hujan dapat memiliki efek mendalam pada bagaimana bangunan terlihat. Banyak arsitek mengumpulkan air hujan dengan cara memodifikasi bagian tepi atap dan menyembunyika pipa-pipa yang bersifat maintenence, contoh dari cara ini adalah Chapel Ranchamp yang didesain oleh Le Cobusier dan Clere Hall yang didesain oleh Ralph Erskine


Gambar 4.41.a                                  Gambar 4.42.a

Namun dalam berkembangnya waktu, para arsitek lebih memilih utnuk menggunakan atap yang mengalirkan air hujan ke tanah melalui pipa dengan resiko tampak bangunan yang tergenggu pipa2 yang telah ada. Akan tetapi pernyataan ini seiring berjalannya waktu dibantah dengan maraknya arsitek yang mendesain hal – hal yang bersifat maintenence dengan memberikan “bumbu” estetika, salah satu contohnya adalah bangunan Botanical Gardens, Cambridge University, dari gambar dibawah dapat dilihat bagaimana pipa dari saluran talang untuk mengalirkan air ke saluran air didesain semenarik mungkin.
gambar 4.41.b

Teknologi untuk memanfaatkan air hujan semakin maraknya karena air hujan sering tidak dibiarkan mengalir begitu saja, di Indonesia sendiri air hujan sering “dipanen” dan digunakan untuk mencuci mobil, menyiram tnaman dll. Selain itu air juga sering digunakan sebagai objek estetika dan seni contohnya adalah melodi water yang ada di jepang, 
Gambar 4.42.b
Yang penting dalam mendesain, sangat penting untuk memahami konsekuensi visual dari berbagai pengambilan keputusan tersebut dan memanfaatkan apapun yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan estetika.
Sebaliknya , kerangka struktural membuka berbagai macam alternatif untuk mempertimbangkan sifat dinding eksternal .
Pada satu tingkat , pembungkus berat tradisional non-struktural dapat menyembunyikan struktur kolom, balok dan pelat lantai dan mungkin menggunakan 'lubang -dinding ' ekspresi tradisional secara tidak langsung mencemooh ortodoksi modernis untuk struktural.

 Selain itu,
untuk mengekspresikan kerangka struktural
baik ringan maupun berat, di yang paling
dasar, bingkai tetap menjadi pembungkus atau hanya pengisi. 

Pada tingkat dasar, bagaimana dinding terhubung ke atap dan bagaimana dinding memenuhi lantai? Dan bagaimana membran cladding bergabung struktur? Bagaimana kita sebuah chieve persimpangan memuaskan antara unsur-unsur padat dan batal, buram dan transparan dalam bangunan 'kulit'?