Structural Expression
gambar 4.12 a |
Ekspresi struktural memiliki hubungan yang dekat antara
struktur, bentuk dan ruang.
Struktur yang diggunakan pada suatu bangunan dapat
mempengaruhi bentuk bangunan, struktur juga dapat menciptakan ruang pada
bangunan. dalam hal ini, struktur juga dapat dipertontonkan sebagai estetika
bangunan.
gambar4.12 b |
Gambar diatas adalah Dulles Airport yang terletak di
Chantilly Virginia. Arsiteknya Eero Saarinen. Ruang dalam bangunan ini
terbentuk dari sistem struktur yang digunakan. Menjadikan struktur sebagai
elemen estetika yang utama.
Ekspresi struktural adalah keterkaitan antara struktur, bentuk dan ruang yang tertutup. Dimana keterkaitan tersebut tersebut bisa memunculkan sebuah ‘icon’ pada bangunan tersebut.
Bangunan-bangunan yang di
jadikan sebagai icon suatu negara merupakan sebuah ekspresi suatu bangunan
juga.
Gambar 4.13a |
One liner’ merupakan solusi dari
adanya ketertidakpisahan bentuk, ruang dan struktur. Yang disebut ‘one liner’
ini Seperti pada contoh gambar Stadium olahraga Frei otto mengenai tidak adanya pemisah ruang satu sama lain.
Organisasi tanpa adanya kolom-kolom ataupun dinding yang dijadikan sebagai
pemisah suatu ruang. ‘one liner’ ini
biasanya menggunakan struktur seperti tenda.
-
Pemisah ruang biasanya menggunakan
pengorganisasian sebuah furniture. Seperti kursi yang diatur. Pengoranisasian
furniture ini juga bagian dari ekspresi suatu bangunan.
Gambar 4.14a |
Gambar 4.15a |
Bangunan Fuller di mana keputusan
tentang struktur menentukan sifat eksternal bentuk tetapi juga sebagai hasil
langsung jenis ruang tertutup. Selain
itu, bangunan tersebut juga memungkinkan keterkaitan yang erat dengan struktur
sementara. pada saat yang sama memberikan transparansi atau tembus untuk tujuan
pencahayaan.
Yang
dimaksudkan disini adalah bentuk eksternal yang dapat diolah dengan material-material
yang membentuk biasan sebagai bentuk ekspresi suatu bangunan.
Plan and Structure
Untuk bangunan yang membutuhkan ruangan yang kompleks
harus kembali membuat ‘Bingkai’ agar bisa mementuk tingkatan-tingkatan. Le Corbusier ‘Five Points of the New Architecture’ rencana 'terbuka' tergantung pada
pencampuran/penggunaan ‘Bingkai’ pada struktur.
Untuk membuat sebuah bangunan diperlukan sebuah bingkai
agar bisa terbentuk ruang-ruang yang baru.
Analysing Architecture
Structural Expression
- · Ekspresi struktural dapat muncul dari penggunaan material pada strukturnya.
- · Bentuk sebuah struktur dapat memberikan kesan pada sebuah bangunan.
- · Pencahayaan:
- Menciptakan ruang yang tidak terpaku pada bentuk struktur
Prinsip Le Corbusier yang bernama
‘Dom-Ino’ yang mengatakan
“the
planning of buildings could
be freed of the restrictions of structural geometry by the use of columns supporting horizontal platforms.”
Yang artinya, perencanaan
bangunan dapat dibebaskan dari batasan-batasan struktur geometri dengan
penggunakan kolom sebagai penopang bidang horisontal.
Plan and Structure
Batang-batang struktur
membentuk
batasan ruang imajiner
Ideas That Shaped Building
1. 1. Struktur menentukan sifat
eksternal bentuk tetapi juga sebagai hasil
langsung jenis ruang tertutup. Selain itu, bangunan tersebut juga
memungkinkan keterkaitan yang erat
dengan struktur sementara.
2. 2. Eksterior mencerminkan interior.
Contoh-Contoh Bangunan yang sesuai dengan pasal Architecture Design Notebook:
1. 1. Bangunan yang dijadikan Icon
Gambar 4.13b |
Gambar 4.13c |
1. 2. Bangunan yang tidak memiliki
sistem’one liner’
Gambar 4.14b |
3.Bangunan yang mendapatkan biasan/pencahayaan
Gambar 4.15b |
Gambar 4.15c |
Contoh-Contoh Bangunan yang sesuai dengan pasal Analysing Architecture:
Pencahayaan:
Gambar 4.15d |
Gambar 4.15e |
Gambar 4.15f |
Grid
DESIGN NOTEBOOK
Modifikasi grid
membuatdesainer bisa menghsilkan desain yang memiliki fleksibilitas, dengan
cara menambahi (aditif) dan mengurangi (substraksi) dari grid utama.
Di mana space
aditif dan subtraktif (yang berbentuk tanjung dan teluk) bisa digunakan untuk menandai pintu masuk,
untuk menyediakan teras terbuka atau memproyeksikan balkon, atau digunakan
hanya untuk mengisi ruang kiri-atas dalam situs yang tidak teratur antara batas
dan ortogonal utama jaringan struktural.
Contoh (figure
4.21b) : Dalam rumah
tradisional melayu ini, ruang
didefinisikan oleh grid persegi panjang dari Struktur frame kayu.
Contoh(4.22b) : Harding and tecton,
dimana grid dari denahnya tidak teratur, ada space aditif yang ditambah yakni
di bagian kiri atas dan ada bagian-bagian yang disubstraksi (dikurangi). Bagian
yang menjorok maupun yang dikurangi tersebut bidang menjadi aksentuasi dan
space yang fungsional, di bangunan ini bagian yang menjorok difungsikan sebagai
kamar pembantu dan garasi, sedangkan yang dikurangi menjadi pintu masuk.
ANALYSING ARCHITECTURE
Pola Grid sekaligus
sebagai perancangan perletakan pencahayaan, ventilasi dan bukaan, serta
hubungan dengan lingkungan luarnya, yaitu ada selective mode (memperhatikan
lingkungan luar) dan exclusive mode (hanya memperhatikan dalam), sehingga pola
grid bisa menjadi karakter dan ciri khas dari bangunan itu sendiri.
Selective Mode
adalah yang memperhatikan lingkungan luar sehingga dapat dinikmati penghuni
yang berada di dalam ruangan. Sedangkan exclusive mode adalah pola desain yang
hanya memperhatikan sisi dalam sama sekali terpisah dengan keadaan di luar.
HOW BUILDING WORKS
Pada penjelasan Grid lebih ke
arah strukturnya. Dimana pada bangunan dengan pola grid sederhana, maka
penyusunan strukturnya juga akan menjadi lebih sederhana. Penekanannya tentang
bagaimana struktur itu bekerja pada sebuah bangunan, namun tidak dijelaskan
mengenai apa pengaruh struktur tehadap bentuk dari bangunan setelah jadi.
Dimana pada
bangunan dengan pola grid sederhana, maka penyusunan strukturnya juga akan
menjadi lebih sederhana. Seperti gambar di atas yaitu bangunan yang memiliki
pola grid sederhana. Grid tersebut akan sesuai dengan sistem struktur yang
digunakan, dimana berdampak pada kolom dan dinding. Pada gambar di atas,
dijelaskan bahwa kolom dan balok dibuat kokoh dengan membuat sambungan yang
kokoh, struktur penjepit diagonal , atau dinding pemikul.
Plane
Sebuah arsitektur dalam konteks ‘terbangun’ memiliki struktur yang berinteraksi dengan rancangan/program. Struktur dapat mempengaruhi bentukan massa, kemudian menjadi arahan dalam membuat organisasi ruang.
Selain pola grid berupa pengulangan unit-unit moduler, yang merupakan hasil dari struktur rangka kolom dan balok (F.D.K. Ching, 2007), struktur dinding pemikul atau bearing wall menghasilkan pola ruang yang lebih fleksibel. Karena pada struktur dinding pemikul, beban ditahan oleh seluruh dinding yang merupakan elemen bidang. Gubahan massa dihasilkan dari susunan-susunan lempeng/bidang datar. Bentukan tersebut menghasilkan definisi ruang yang berbeda dengan grid, ruang bersifat lebih bebas, tidak kaku, terbuka, dan fleksibel. Sedangkan batas ruang dalam pola grid menghasilkan hubungan ruang yang sama walaupun dimensinya berbeda, atau bersifat cellular. Peter Fawcett menyiratkan bahwa pola grid atau denah dengan ruang-ruang selular, bersifat tradisional dan monoton.
“...exploring the potential of masonry walls as planes which loosely defined spaces rather than enclosing them as in a traditional cellular plan”---Architecture Design Notebook, hal. 47, P. Fawcett, 1998.
Dinding pemikul batu bata dapat membentuk ruang yang lebih fleksibel, tanpa pola yang bersifat selular. Dinding pemikul termasuk dalam teknologi konstruksi kuno/tradisional, tetapi para arsitek modern menggunakan kembali sistem konstruksi ini, menggunakan material tradisional seperti batu bata dan kayu, dengan mengeksplorasi bentuk-bentuk baru.
Mies Van der Rohe melakukan eksplorasi tersebut, kemudian ia menerapkannya dalam rancangan Brick Country House tahun 1923.
Seluruh dinding terbuat dari batu bata dan bukaan dari kaca. Atapnya juga berupa bidang datar yang menjorok. Denahnya terlihat abstrak, walaupun organisasinya berbentuk radial, tetapi tidak terpusat. Ruang-ruangnya tidak didefinisikan sebagai kotak-kotak kecil, tetapi merupakan lanjutan dari landscape. Sehingga ruang-ruang terasa bebas, kurang tertata, dan semaunya.
Hasilnya adalah bentukan sederhana dari bidang-bidang datar memanjang. Tidak ada elemen lainnya. Bentukan-bentukan dan ornamentasi yang ‘kurang’ perlu dihilangkan. Sesuai dengan prinsip Mies van der Rohe yaitu ‘less is more’.
Pendekatan ruang yang sama juga terdapat pada arsitektur De Stijl, yaitu Schroder House karya Gerrit Rietvield tahun 1924, yang merupakan hasil dari gubahan elemen bidang. Arsitektur De Stijl merupakan bagian dari langgam seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1930. Konsep dan ciri khas De Stijl adalah sebuah bentuk sederhana dan abstrak (asimetri), dipengaruhi asas fungsionalisme dan materialisme pada saat itu.
Karakter dan prinsipnya diciptakan oleh batasan-batasan desainnya, karya seni yang termasuk ke dalam De Stijl hanya terdiri dari garis-garis lurus vertikal dan horizontal, dan menggunakan tiga warna utama (merah, kuning, biru) dan non-colors (hitam, putih, abu-abu).
Bentukan yang dihasilkan (lukisan dan arsitektur) didominasi oleh bidang datar yang dibentuk oleh garis lurus vertikal dan horizontal. Pada arsitektur, bentukan tersebut menciptakan pendekatan ruang yang lebih bebas, dan fleksibel. Hal ini bisa dilihat dari denah lt.2 Schroder House yang menerapkan open plan, dimana batas antar ruang bukan berupa dinding kaku, tapi diganti dengan partisi yang fleksibel (lihat Fig. 4.24b). Berbeda dengan lantai dasarnya yang memakai fixed walls karena alasan regulasi dan aturan yang berlaku.
“..our times have their own form, I mean, manifestation. It was extremely difficult to achieve all this in spite of the building regulations and that's why the interior of the downstairs part of the house is traditional, I mean with fixed walls. But upstairs we simply called it and 'attic' and that's where we actually made the house we wanted.”---Gerrit Rietvelds, 1924
Perlakuan terhadap elemen bidang juga diterapkan pada eksterior. Bentuk balkon dan kantilever yang memanjang. Strukturnya berupa dinding pemikul dengan material batu bata, plasteran, dan kayu serta beton untuk pondasi.
Perlakuan bidang dan ruang pada Schroder House karya Gerrit Rietvield (1924) dan Brick Country House karya Mies van der Rohe (1923), sebenarnya sudah dilakukan oleh Frank Lloyd Wright di tahun 1901, dengan karya-karya yang dikenal dengan ‘prairie house’. Gaya ‘prairie house’ yang mewah ini sangat populer di Amerika Serikat, maupun Eropa pada waktu Perang Dunia I. Sehingga gaya ini cukup banyak ditiru/diikuti. Prairie House yang terkenal adalah Robbie House dan Willits Residence.
Prairie house merupakan sebuah gaya arsitektur di Amerika Serikat, yang memperkenalkan konsep organisasi ruang yang terbuka/terhubung atau open plan. Gubahan bentuknya dihasilkan oleh elemen-elemen bidang yang mendominasi.
Dinding dan atap didefinisikan sebagai elemen bidang yang disusun tegak lurus vertikal-horizontal. Ruang-ruangnya fleksibel, dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan fungsi, dimensi, maupun tingkat privasinya. Strukturnya menggunakan dinding pemikul, dengan material tradisional, seperti batu bata dan kayu. Kantilevernya dibuat menjorok keluar.
Karakter prairie house adalah :
- material batu-bata-kayu,
- atap datar yang menjorok, rendah,
- dinding kaca pemisah ruang ,
- cerobong asap di tengah ruangan
Setelah gaya ‘prairie houses’, Frank L. Wright mengembangkan rancangan dengan struktur dan pendekatan ruang serupa, tetapi dengan material berbeda, yang dinamakan gaya Usonian House (1937). Gubahan elemen bidang dihasilkan oleh dinding kayu dan batu bata yang dimodifikasi. Atap dan kantilevernya terbuat dari kayu, dengan bentuk yang datar dan rendah. Walaupun terbuat dari kayu, strukturnya tetap menggunakan dinding pemikul, agar tatanan ruangnya tetap pada pendekatan open plan. Kayu dmodifikasi menggunakan teknologi tertentu (Fig. 4.25b), agar tetap kokoh.
Rancangan ini berhasil menjalankan hubungan antara bentuk , pendekatan ruang (plan), dan juga tektonika (bagaimana bangunan bisa berdiri/stuktur) dengan baik.
Pendekatan ruang dan tektonika yang sama juga ditunjukkan oleh karya James Stirling. Elemen berupa bidang (dinding, atap, lantai) disusun secara sederhana, dapat menciptakan organisasi ruang yang baik & menjadi penentu bentukan arsitektur.
Batasan desain-nya adalah berupa 3 buah dinding datar yang disusun paralel, dan bidang miring dengan sudut konstan 30o. Batasan tersebut dapat menghasilkan tatanan ruang-ruang yang fleksibel, dapat digunakan sesuai kebutuhan dimensional, maupun fungsional (fig 4.27b).
Dinding sebagai elemen bidang yang menentukan bentukan, serta alat organisasi ruang pada sebuah arsitektur. Agar dapat menahan beban maka strukturnya menggunakan dinding pemikul (bearing wall).
Karya Edward Cullinan ini berdasar pada tektonika yang sama, dimana aturan dan perkembangan teknologi struktur bisa memberikan arahan dalam merancang organisasi ruang. Rumah ini dibangun pada dinding masif yang sudah ada lebih dahulu, kemudian dinding tersebut digunakan sebagai struktur utama. Dengan penambahan dinding disisi lainya (lihat Fig. 4.28b) , terbentuk susunan ruang fleksibel.
Peter Aldington juga berakar pada tradisi tektonik dimana kedisiplinan dalam teknik bangunan ini memberikan petunjuk utama untuk ‘diagram’ dan rencana fungsional.
Sikap untuk menggunakan teknik bangunan ini telah menghasilkan sebuah batu loncatan untuk proses desain yang dapat menghidupkan kembali tradisi pragmatis yang kuat dalam lingkup pluralis arsitektur Inggris.
Gambar 4.30 |
Pada arsitektur modern, banyak yang tetap mempertahankan struktur tradisional untuk bentukan gubahan, mengeksplor potensi dari dinding bata sehingga dapat mendefinisikan sebuah ruang.
Tetapi para arsitek juga menimbulkan pertanyaan dari hirarki structural, dimana salah satu bentuuk struktur itu tetap dominan dengan bentukan struktur tradisional atau malah menghasilkan bentukan yang baru.
Jenis Material Dinding Pemikul
Beban yang terdapat pada bangunan terdiri dari beban vertikal dan horizontal, maka diperlukan penyalur beban secara vertikal dan horizontal. Hal ini dibahas pada sub-bab Vertical Support dan Horizontal Spanning: Tension Devices pada buku How Building Works.
Vertical support adalah penyalur beban dari bangunan ke dalam tanah, dan juga menahan gaya gravitasi. Dalam sistem struktur, penyalur beban vertikal adalah kolom, berupa elemen batang. Jika kolom di ekspansi secara horizontal terbentuk dinding pemikul (elemen bidang) yang juga dapat menyangga beban secara vertikal.
Pengertian dinding pemikul :
“Bearing wall: A vertical, planar building element that supportssuperimposed gravity loads.”---How Building Works, glossary, p.280
Material yang dapat digunakan sebagai dinding pemikul antara lain: cut stone, rubble stone, batu bata, beton dan kayu. Penggunaan material dapat disesuaikan dengan kekuatan bahan dan banyaknya beban yang ada, material tersebut sebaiknya mampu menopang beban tanpa mengalami tenggangan (streching) dan penyusutan (compression) agar bangunan tidak roboh.
Dinding dan Pengaruhnya terhadap Sifat Ruang
Struktur dan ruang adalah media bagi arsitektur. Struktur berperan dalam mengorganisir ruang, tetapi hubungan struktur dengan ruang tidak selalu simpel dan mudah. Ada tiga kategori tentang hubungan struktur dan ruang : struktur dominan, ruang dominan, struktur dan ruang seimbang. Dalam kenyataannya kategori ketiga adalah yang paling banyak terjadi. Ada juga protagonis yang menyebutkan kategori keempat yaitu ruang terpisah dari struktur.
Sebuah aspek penting dari arsitektur adalah memilih strategi struktural yang akan digunakan sesuai dengan organisasi ruang yang diinginkan. Sebuah organisasi ruang tidak harus dimulai dari membuat denah atau permukaan lantai yang ditinggikan, tetapi bisa juga dimulai dari elemen vertikal seperti kolom dan dinding. Walaupun nanti hasil akhrnya bisa sama.
Menurut Le Corbusier, rancangan seharusnya tidak dibatasi oleh kaidah dan logika struktur, sistem struktur akan menjadi bagian dari rancangan. Le Corbusier dan Mies van der Rohe menjadikan kaidah-kaidah struktur dalam proses identifikasi.
Pada Vila Savoye, struktur kolom digunakan dalam proses indentifikasi rancangan, menentukan strategi desain dan jugga bagaimana bangunan bisa berdiri. Titik-titik kolom digunakan untuk mendefinisikan ruang ramp, letak tangga, dan juga pintu masuk.
Mies van der Rohe juga mengeksplorasi pendekatan ruang yang dimulai pada struktur. Sama seperti Le Corbusier, ia juga menggunakan tatanan struktur sebagai alat identifikasi ‘ruang’. Contohnya dapat ditemukan dalam Tughendat House, Brno (1931)
“An extra complication is that once a structural strategy is established it can influence (not merely respond to) spatial organisation. ”---Analysing Architecture, Simon Unwin, hal.130)
Expression
Gambar 4.31 Cladding ‘oversailing’ structure. |
Gambar 4.32 Cladding ‘flush’ with structure.
|
Gambar 4.33 Cladding recessed behind structure |
Setelah tiba di struktur yang tepat, atau set sistem
struktur, baik itu
struktur rangka, dinding
pemikul atau plastik, desainer dihadapkan dengan seluruh pertanyaan
tentang ekspresi struktural dan bagaimana berinteraksi dengan bagian luar bangunan (kulit
bangunan/dinding
Atau
haruskah rangka bangunan di perlihatkan sebagai elemen bebas berdiri di bagian
luar yang seakan menyelimuti bangunan. (menjadi kulit bangunan)
Selain itu, jika mengadopsi struktur batu beban, Bangunan harus dapat
mengekspresikan/menunjukkan bagian luar bangunan dengan perbedaan yang jelas antara
apa yang beban dan apa yang sekadar pengisi non-beban.
Oleh karena itu dalam proses desain yang kompleks, sikap terhadap pilihan
struktur dan ekspresinya didirikan pada tahap awal, dan pasti memiliki
efek mendalam pada hasil formal.
Setelah
mendapatkan struktur yang tepat, interaksi antara struktur dan kulit bangunan
dapat beragam, salah satunya yaitu ‘kulit’ sebagai pengisi.
No comments:
Post a Comment