TECTONIC DISPLAY
Dalam proses merancang perlu
mengekspresikan setiap elemen dalam bangunan dan menatanya. Namun tidak hanya
sebatas hanya pada elemen non struktural
saja, struktur utama juga dapat diolah untuk mendapatkan fasad yang lebih
menarik. Setiap elemen yang dirakit harus berkontribusi terhadap bagaiman
bangunan tersebut dilihat.Sebagai contoh, Britannia Bridge karya Robert
Stephenson (gambar 4.34a) dan La Sagrada Familia, Barcelona (gambar 4.34b).
Pada
jembatan Britania, struktur utama yang
berupa pilar-pilar yang besar difinishing dengan menggunakan batu alam, jadi
tidak hany atampil sebagai struktur tetapi juga berperan dalam menambah
estetika
|
Gambar
4.34a
|
Pada
La Sagrada Familia, kolom-kolom yang berfungsi sebagai struktur utama bukan
hanya sijadikan elemen estetik dengan dipoles ataupun diberi ornament saja,
melainkan secara bentuknya juga diolah. Kolom pada La Sagrada Familia ini
berbentuk seperti dahan pohon. Dari bawah satu kemudian di atas bercabang untuk
menopang beban di atasnya.
|
Gambar
4.34b
|
Untuk eksterior, struktur bisa menjadi
wajah bangunan memang ingin ditonjolkan.
Untuk interior, struktur dapat menentukan ruang. Untuk mewujudkannya, pada
bangunan diaplikasikan struktur yang ‘disembunyikan’ pada bidang-bidang pembatas
ruang. Metode ini biasanya dimulai dengan mengolah denah dan mempertimbangkan
aktifitas di dalamnya. Struktur dapat membentuk ruang Batang-batang struktur membentuk batasan ruang imajiner. Kedua metode
tersebut biasanya dimulai dengan mengolah denah dan mempertimbangkan aktifitas
di dalamnya.
Dalam proses modernisme, pelopor modernisme
dapat berasal dari perusahaan perakitan, konstruksi, ataupun mekanik. Maka dimungkinkan
modernisme juga ditampilkan pada struktur. Sebagai contoh, mobil renault tahun
1903 (gambar 4.35a) dan Valencia Opera
House, Valencia, Spain (gambar 4.35b).
Mobil
Renault tahun 1903 ini merupakan salah satu contoh modernism dalam bidang
mekanik.
|
Gambar
4.35a
|
Bentuk
dari Valencia Opera House ini bisa terwujud karena adanya modernisasi
struktur.modernisasi dalam arsitektur tidak hanya berkembang dari ide saja,
tetapi juga harus didukung oleh aspek-aspek lain seperti, konstruksi, mekanik,
electric. Dengan adanya perpaduan perkembangan teknologi di semua aspek
tersebut, oleh karena itu pada masa kini kita banyak melihat alternatif
bentuk-bentuk arsitektural.
|
Gambar
4.35b
|
The envelope
Hal yang mendasar dari pembuatan konstruksi
fokus kepada bagaimana menghubungkan desain envelope (pembungkus bagian luar)
bangunan, dan bagaimana dinding, atap dan pelubangan untuk pencahayaan atau
akses menyatu dengan elemen lainnya sebagai pengembangan dari desain.
Pengembangan desain ‘kulit’ luar bangunan
tidak hanya dipertimbangkan untuk menyatu dengan elemen lainnya tetapi sebagian
besar juga menentukan bagaimana bangunan itu terlihat. Elemen-elemen arsitektur
dapat sedemikian rupa dimodifikasi menjadi elemen-elemen yang dapat mendukung
keutuhan dari sebuah bangunan. Elemen-elemen yang dapat diolah itu seperti
warna, temperatur,ventilasi, suara, bau, tekstur, skala, waktu, dan
pencahayaan, dinding dan atap. Identifikasi dari satu bangunan dan
bangunan-bangunan lain mengemukakan banyak fakta tentang envelope (kulit luar)
dari sebuah bangunan. Bagaimana envelope itu diolah dan dikembangkan untuk
mendukung keseluruhan tampak dari bangunan.
Contoh pengolahan envelope seperti :
Dalam hal ini mengambil contoh dari kapal de
Flandre yang seluruh permukaannya merupakan tampang dari kapal itu sendiri (gambar
4.36a) dan ruko di Jalan Merr Surabaya (gambar 4.36b)
|
Gambar
4.36a
|
Selubung pada ruko-ruko ini dibuat beragam. Ini ditujukan
untuk menyaring cahaya agar tidak silau dan sekaligus diolah menjadi elemen
esetika yang mempengaruhi tampang ruko tersebut.
|
Gambar
4.36a
|
The Roof
Architecture Design Notebook
Dijelaskan
bahwa ada dua tipe atap. Yaitu tipe paying dan tipe envelope. Lalu apa bedanya? Pada tipe paying struktur utama atap bisa
dikatakan terpisah dari struktur utama bangunan tersebut. Bisa dilihat pada
bangunan Inland Revenue Amenity karya Michael
Hopkins
|
Gambar 4.37a |
|
Gambar 4.37a |
|
Gambar 4.37a |
Bisa
dilihat atapnya memiliki struktur seperti paying yang memiliki struktur utama
lalu dihibungkan dengan kabel kabel baja yang kuat. Ini berbeda dengan tipe
atap envelope. Tipe ini lebih menyatu
dengan struktur bangunan atau bahkan menyelubungi bangunan yang ada dibawahnya.
Gedung Olahraga karya P.L Newis ini
menerapkan struktur atap yang menyelubungi bangunan. Tentu saja jika atap
tersebut menyelubungi bangunan perlu adanya teknologi terkini untuk menahana
adanya sesuatu yang datang dari atas. Misalnya : air hujan, salju dsb. Maka
dari itu atap tipe envelope ini sebagian besar mengguanakan teknologi waterproof atau anti air.
|
Gambar 4.38a |
Dengan
semakin berkembangnya teknologi. Atap tidak selalu memiliki derajat tertentu,
Dalam buku ini dijelaskan bagaimana atap datar bisa memberi kesan yang lebih
ringan dibandingkan dengan atap yang memakai genteng tanah liat maupun ganteng
aspal.
Pemanfaatan atap datar bisa dijadikan roof deck ataupun garden deck seperti pada gambar 4.39a
|
Gambar 4.39a |
|
Gambar 4.39a |
|
Gambar 4.40a |
|
Gambar 4.40a |
Bisa
kita lihat perbandingan kedua rumah ini.
Rumah diatas memiliki kesan yang lebih ringan dibandingkan dengan rumah
yang di bawah
|
Gambar 4.40a |
|
Gambar 4.40a
|
Analysing Architecture
Tentu
setiap atap memiliki struktur tersendiri, Struktur atap dengan genteng tanah
liat tentu saja berbeda dengan penutup atap genteng aspal. Ini dibahas lebih
dalam bagaimana struktur yang mendukung atap tersebut. Bisa jadi itu dinding,
kolom, maupun struktur tersendiri berupa kabel kabel yang dihubungkan.
|
Gambar 4.a |
|
Gambar 4.b |
Dapat dilihat perbedaan rangka atap yang digunakan. Gambar 4.a menggunakan genteng tanah liat sedangkan gambar 4.b memakai genteng aspal sebagai penutup atapnya
How Buildings Works
Sama
seperti buku Analaysing Architecture. Buku ini membahas lebih dalam bagaimana
atap teresebut ditopang oleh struktur tertentu. Dan bagaimana atap memiliki
fungsi tersendiri. Misal sebagai elemen estetik yang memperindah bangunan atau
yang lainnya.
|
Gambar 4.c |
Gambar diatas menunjukkan berbagai bentuk atap Nusantara dan memiliki nilai estetika tersendiri yang dimiliki masing masing atapnya
Seperti
yang kita tahu, fungsi utama dari atap adalah melindungi rumah dari hujan,
angin dan lainnya, maka dari itu teknologi untuk memanfaatkan air hujan mulai
muncul. Sangat penting untuk menyadari bagaimana proposisi tampak yang terlihat
biasa dan “dangkal”. Atap sebagai pengumpulan air hujan dapat memiliki efek
mendalam pada bagaimana bangunan terlihat. Banyak arsitek mengumpulkan air
hujan dengan cara memodifikasi bagian tepi atap dan menyembunyika pipa-pipa
yang bersifat maintenence, contoh dari cara ini adalah Chapel Ranchamp yang
didesain oleh Le Cobusier dan Clere Hall yang didesain oleh Ralph Erskine
|
Gambar 4.41.a Gambar 4.42.a |
Namun
dalam berkembangnya waktu, para arsitek lebih memilih utnuk menggunakan atap
yang mengalirkan air hujan ke tanah melalui pipa dengan resiko tampak bangunan
yang tergenggu pipa2 yang telah ada. Akan tetapi pernyataan ini seiring
berjalannya waktu dibantah dengan maraknya arsitek yang mendesain hal – hal
yang bersifat maintenence dengan memberikan “bumbu” estetika, salah satu
contohnya adalah bangunan Botanical Gardens, Cambridge University, dari gambar
dibawah dapat dilihat bagaimana pipa dari saluran talang untuk mengalirkan
air ke saluran air didesain semenarik mungkin.
|
gambar 4.41.b |
Teknologi untuk memanfaatkan air hujan semakin
maraknya karena air hujan sering tidak dibiarkan mengalir begitu saja, di
Indonesia sendiri air hujan sering “dipanen” dan digunakan untuk mencuci mobil, menyiram tnaman dll.
Selain itu air juga sering digunakan sebagai objek estetika dan seni contohnya
adalah melodi water yang ada di jepang,
|
Gambar 4.42.b |
Yang penting dalam mendesain, sangat penting
untuk memahami konsekuensi visual dari berbagai pengambilan keputusan tersebut
dan memanfaatkan apapun yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan estetika.
Sebaliknya , kerangka struktural membuka berbagai macam
alternatif untuk mempertimbangkan sifat dinding eksternal .
Pada satu tingkat , pembungkus berat tradisional non-struktural
dapat menyembunyikan struktur kolom, balok dan pelat lantai dan mungkin
menggunakan 'lubang -dinding ' ekspresi tradisional secara tidak langsung
mencemooh ortodoksi modernis untuk struktural.
Selain itu,
untuk mengekspresikan kerangka struktural
baik ringan maupun berat, di yang paling
dasar, bingkai tetap menjadi pembungkus atau hanya pengisi.
Pada tingkat dasar, bagaimana dinding terhubung ke atap dan
bagaimana dinding memenuhi lantai? Dan bagaimana membran cladding bergabung
struktur? Bagaimana kita sebuah chieve persimpangan memuaskan antara
unsur-unsur padat dan batal, buram dan transparan dalam bangunan 'kulit'?